Bismillahirrahmanirrahiim
21 Oktober 2018
Kataorang, masalah akan membuat seseorang menjadi lebih dewasa. Kalimat itu selalu terngiang di pikiranku dari jaman masih menggunakan seragam putih merah, sampai sudah tidak punya tempat formal untuk belajar (baca:lulus).
Kemarin, seharusnya aku bisa ikut menghadiri pemakaman ibunda dari seorang sahabat yang sama-sama berjuang dalam kerasnya kehidupan. Sayang, aku belum kembali dari Klaten, sehingga aku harus menunda nya sampai hari ini.
Aku melihat ketabahan dari diri temanku, sama seperti ketabahan yang pernah kulihat pada seorang teman masa SD. Mengapa mereka bisa setabah itu? Bukankah kemungkinan besar mereka akan menangis. Tapi, lihatlah mereka. Tidak ada yang menangis. Walaupun aku yakin hatinya pasti terisi-iris seperti disayat sembilu.
Nasihat yang aku masih ingat dari sahabatku itu adalah, “ Am, ketika kamu ketakukan karena mengira bahwa kamu akan berat melakukan sesuatu, percayalah orang lain pun juga merasakan hal yang sama. Tapi, yang membedakan masing-masing orang adalah bagaimana cara mereka menanggapinya. Beda menanggapinya, beda juga menghadapinya. Kamu tidak perlu takut.”
Nasihat itu bukanlah penutup dari cerita kali ini. Ada banyak beban, kesedihan, terlihat di matanya. Tapi, aku tidak bisa menemukan keraguan dalam sikapnya. Begitu pula dari cara bicaranya. Kesimpulannya, aku harus belajar mengendalikan diri, ketakukan, dan mencontoh dia, sahabatku yang sangat strong ini.
Woman who always stands by herself, itu julukanyang pantas untuk dia.
diambil dari Buku 365 Mindset Berbisnis dan Berwirausaha oleh Luthfi Subagio |
pesannya padaku pada lain kesempatan, ''Kalau bisa memperbaiki kekurangan yang kamu miliki silakan. Bila tidak mampu, cukup menjadi diri sendiri dan terus melakukan yang baik-baik serta yang terbaik."
Sudahkah anda mendukung sahabat anda untuk jadi lebih baik?:)
Komentar
Posting Komentar