Sumpah Pemuda versi 2022

Waktu berjalan sangat cepat.

Saat menulis, saya sudah berada di usia 28 menuju 29 tahun. Sungguh tidak menyangka diberi usia sampai saat ini, alhamdulillah’ala kullihaal

Tema Sumpah Pemuda dalam tulisan ini adalah transformasi. Belakangan, kata “Transformasi” seolah magnet buat saya karena di tempat kerja saya (Alhamdulillah, entah doa apa yg diucapkan orang tua saya, saya bisa bekerja-semoga semuanya baik baik saja), karena ada 7 pilar transformasi yg sedang digalakkan. Tentang transformasi, ceritanya transformasi yg dimaksud agar sistem yg sudah ada menjadi lebuh baik,lebih kuat, tahan banting dr semua kemungkinan masalah yg terjadi - setidaknya itu yg saya pahami. Tapi ada satu yg membuat saya selalu kepikiran adalah sampai mana dia akan berimbas? Masih teka teki.

Transformasi, selain magnet juga menjadi momok - kadang - bagi saya. Yang saya paham transformasi itu cepat, seperti kata revolusi vs evolusi. Apapun yg masuk dalam rencana transformasi itu, dia seperti tertarik pusaran perubahan yg cepat, tidak terhindar dan mungkin menyakitkan (yah sepertinya kerja keras mmg butuh pengorbanan ya). Jadi buat saya transformasi seperti pisau bermata dua. Walaupun tujuannya ada adalah demi kebaikan, dampak kurang baik juga pasti ada. Tapi semoga lebih banyak kebaikannya daripada kurang baiknya. Aamiin ya Rabb al alaamiin

Sumpah pemuda versi 2022 ini, saya berharap bisa menjadi salah satu media “transformasi”khususnya bagi saya. Menilik perjalanan hidup selama hampir 29 tahun ini, dari seorang siswi SMP, mahasiswa profesi, sampai bekerja,  dari timeline melewati Sumpah Pemuda Versi 2008-2018 dan sekarang 2022. Satu pepatah yg saya ingat “Semoga lelahnya karena Lillah”, karena seberat, sebaik, sejauh apapun perbuatan kita bila bukan Lillah maka sia sia.

Dari ujung utara Depok - perbatasan Jakarta Selatan

Dari Bumi yg dulu selalu saya tolak dalam doa, akhirnya tetap di sini juga


AKT - 5571

Komentar