Pengecutkah?


" Ternyata kamu belum berubah ya,Mi?  Masih seperti Ami yang dulu.  Kamu yang suka lari dari kenyataan.  Gak berani melihat realita.  Ayolah Mi, jangan jadi orang kayak gitu." (R*A)

Tercengang sih iya, kaget bukan kepalang.  Seorang sahabatku yang memang kenal baik denganku, langsung to the point mak jleb memberiku nasihat.  Bagus. Sangat membangun.  Namun, bukan itu masalahnya, teman. Sedikit tell past event, aku sudah mengalami kejadian " melarikan diri" dari kenyataan, setidaknya lebih dari 3 kali....Astagfirullah! PENGECUT! Gak ngerti lagi bagaimana aku mencela diri sendiri.

Berawal dari kenyataan pahit bahwa ternyata menjadi seseorang yang berniat baik untuk tidak mencontek dan tidak mau memberi contekan, yang ternyata menyisakan banyak luka, sampai sekarang belum tertutup sempurna. Tertutup? Iya. Siapa peduli dengan perasaan ku? Siapa yang mau tahu penderitaan batin menjadi orang yang dibenci?  Walaupun saat itu seorang aku masih sangat belia. Hah , belia ya?

Mungkin, penderitaan batin itu sudah jadi jiwaku, merasuk ke sumsum tulangku, Na'udzubillah

Sekian lama aku tidak merasakan aura kepengecutan itu, tibalah saatnya dia datang kembali.  Yang baca ini dan sambil tersenyum atau mungkin ekspresi apapun mungkin ingat sesuatu.  Konsumsi dan Video.  Hahhaaahha.... aku sudah lelah memaki diri sendiri.  Lebih baik aku dibenci orang saja.  Cukup, daripada membenci diri sendiri.


to be continued.....

lanjut...

mungkin semua itu berhubungan juga dengan ketidakpercayaan diri.  oke, baiklah kalau terlalu banyak mencerca diri sendiri nanti jatuhnya gak bersyukur sama Allah SWT, jadi akhiri segala penderitaan ini dengan introspeksi sejenak dan berkontempelasi mencari solusi untuk memperbaiki diri, dan mungkin alangkah lebih bagus kalau mencari"guru spiritual" atau semacam ahli psikologi *modus*

dan akhir kata, yuk mari yuk menuju perubahan yang lebih baik.



*25 Desember 2013 ini, aku baru mendapat banyak sekali pelajaran, salah satunya adalah menjadi seorang pemberani dalam hal kepemimpinan kala merasa bahwa diri ini adalah pribadi yang masih belum lebih baik dari orang lain, karena  yang akan dihadapi ketika menjadi seorang pemimpin merupakan pembelajaran yang akan mengajarkan "materi pengembangan" diri sendiri  maupun untuk kita tularkan ke orang lain.  daaan yang penting lagi, dimanapun kita berada, tidak peduli jadi apa diri kita, dikenal atau tidak, whatever they say to you jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain, karena kita tidak pernah tahu kapankah Allah akan mengirimkan malaikat maut kepada kita.

oleh seseorang yang telah mengajariku banyak hal, seseorang yang insyaAllah akan menjadi stake holder di FK UGM ^^, teman seperjuanganku , seorang laki-laki yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi ayahku,ibu yang tabah buat ku, sang adik mujahidin harapanku, 

tulisan ini untuk orang-orang perfectionist yang sampai sekarang belum aku mengerti walaupun mereka orang-orang hebat. Hanya harapan yang bisa dirindukan, mengertilah bahwa "tidak semua orang sempurna seperti sang perfectionist".



AKT


Komentar