Satu bulan lamanya,
telah banyak berlalu hal-hal yang aku sendiri sangat bingung mengapa bisa
kulakukan. Andaikan saja, seharusnya,
bagaimana jika, merupakan kata-kata yang banyak keluar dari mulut saya. Astagfirullahaladzim, betapa tidak tahu
bersyukurnya diri ini. Bukan. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya menyesali mengapa menjadi orang
yang selalu ingin terlihat peduli akan kesulitan orang lain, sekalipun ternyata
itu bukan merupakan kesulitan berarti bagi orang yang aku
"tolong". Semoga Allah
meluruskan niatku.
Namun, tetap saja
kata-kata itu bila diucapkan dengan motif apapun, hasilnya adalah kufur
nikmat. Yang tandanya adalah, hati ini
belum tulus setulusnya untuk melakukan hal tadi, apalagi diikhlaskan untuk
Allah. Hati ini masih perlu di luruskan
dan dibersihkan. Memang benar, berbuat
dosa, sama saja dengan membuat hati menjadi bernoda. Semakin banyak dosa,
semakin banyak pula noda yang kita buat, maka semakin tebal menutupi hati.
Semakin tertutuplah hati dari kebenaran dan kebeningan.
Beberapa kata-kata
di atas, hanya sebagian kecil yang ingin aku ucapkan keras-keras. Aku ingin bilang pada Allah, " Ya Allah,
tolong jangan ijinkan aku menyerah".
Kurasa kata seperti itu yang patut aku batin dan ucap disetiap
doaku. Karena aku ingin berhenti
sekarang. Aku ingin berhenti mencintai
diriku sendiri, mencintai orang lain.
Karena aku sudah lelah, selama aku introspeksi diri, sepertinya aku
adalah orang yang selalu salah. Selalu
bernilai salah, sehingga harus selalu aku yang mengakui salah, menerima
kekalahan.
Walaupun mungkin
benar, aku adalaah orang yang selalu berbuat salah. A woman who always be wrong. sehingga kata maaf akan selalu muncul dariku. Tidak apa. Selama aku masih melakukannya untuk kebaikan dan bukan kejahatan, aku berusaha untuk mengurangi kadar kesalahanku. sebagai manusia memang wajar bila salah selalu terjadi. tapi, ini bukanlah alasan. Bila ada pensil, tentunya ada penghapus, bila ada kesalahan, insyaAllah ada penghapusnya. bismillah, aku berusaha
akt
Komentar
Posting Komentar